Setelah penelitian yang mendalam, lama dan konsisten, para psikolog berkeyakinan tentang adanya kemungkinan melihat dan meramalkan kecerdasan anak dimasa depan melalui perilakunya ketika masih bayi.
Beberapa ilmuan menciptakan sebuah alat dan skala tertentu untuk mengukur kecerdasan bayi. Dalam prakteknya, tes ini terdiri atas prosedur yang menentukan apakah bayi telah melampaui level-level tingkatan perkembangan pada waktu yang sama seperti kebanyakan anak lain secara lebih cepat atau lebih lambat. Misalnya kebanyakan bayi dapat duduk tanpa dibantu pada usia sekitar enam bulan. Jadi jika bayi usia enam bulan yang tidak mampu duduk dinilai tertinggal dari bayi lain, sedangkan bayi yang dapat duduk pada usia lima bulan dinilai maju.
Dengan menambah nilai-nilai anak dalam banyak perilaku kematangan lain seperti mengucapkan huruf hidup, membuat tumpukan balok mainan, bermain puzzel, dan meniru orang dewasa, para psikolog bisa mendapatkan nilai keseluruhan dari bayi, yang dapat digunakan untuk mengukur kecerdasan bayi.
Untuk sebagian anak, nilai skala kecerdasan bayi tidak dapat dipakai untuk meramalkan nilai IQ-nya kelak, nilai skala kecerdasan bayi tidak dapat dipakai untuk meramalkan nilai IQ-nya kelak, nilai sekolah atau indeks kemampuan kecerdasan yang lain. Skala bayi merupakan peramal yang baik untuk nilai IQ sejumlah kelompok anank sekitar 5% yang perkembangannya sangat lambat, seringkali karena kelumpuhan motorik atau keterbelakangan mental. Dengan demikian skala bayi tidak dapat dipakai untuk meramalkan IQ maka para psikolog yang menggunakan skala semacam itu mengatakan bahwa skala itu dapat untuk mengukur kecerdasan di masa mendatang.
Pada metode tersebut, skala saat itu juga berdasarkan anggapan bahwa perkembangan dapat berlangsung dengan kecepatan yang berbeda-beda untuk bidang yang berbeda-beda pula. Misalnya anak yang maju dalam perkembangan motorik, mungkin kurang maju dalam perkembangan verbal dan bahasa. Dengan demikian sebagai orang tua hendaknya lebih memperhatikan anak pada usia tiga tahun sampai lima tahun untuk mengetahui kecerdasan anak dengan dengan suatu cara, yakni sering ditunjukan benda dengan diikuti nama bendanya atau bentuknya, sehingga orang tua selalu mengajak bicara dengan alat bantu, yakni benda riilnya.
Jadi mengenal dan meramalkan kecerdasan bayi dapat digunakan untuk mengetahui kecerdasan anak dimasa depan, agar orang tua bisa menentukan peran serta bagaimana mendidik dan merawat anak dengan baik, juga dapat dilihat bakat dan minat anak baik secara akademik maupun keterampilan motoriknya. terimakasih, semoga bermanfaat.
http://bagicantiksehat.blogspot.com/
0 komentar:
Posting Komentar